Senin, 09 Juni 2014

Apakah Salah Menjadi Seorang Perawat??



Memangnya ada apa dengan profesi keperawatan?? Bagi sebagian orang profesi ini hanyalah profesi yang tidak jelas garapan pekerjaannya. Bagi mereka mungkin keperawatan hanyalah sebuah profesi yang menjijikan karena harus mengurus segala keperluan pasien mulai dari makan, mandi, eliminasi bahkan muncul ungkapan “Dorsa-Dorsi” alias dorong sana dorong sini. 

Banyak sekali ungkapan perawat itu “Pembantu” dokter, bahkan image perawat dimata masyarakat adalah Sexy, tak bermoral, wanita perayu, tidak pintar, judes, dsb. Ini dikarenakan peran media massa yang tidak bertanggung jawab, akibatnya citra perawat yang di pertaruhkan. Terbukti dengan beberapa judul film horor yang membawa-bawa nama perawat, seperti Suster Ngesot dan Suster Nengok.  Miris bukan??

Apakah salah menjadi seorang perawat?? Berkali-kali saya ungkapan pernyataan ini dalam benak saya, memang ada apa dengan keperawatan??

Pertanyaan ini pertama kali muncul ketika saya sudah menjadi mahasiswa baru di Fakultas Keperawatan UNPAD, banyak sekali yang bertanya mengapa harus menjadi seorang perawat? Mengapa tidak menjadi dokter sekalian? Mengapa tidak menjadi bidan saja? Mengapa harus kuliah ke UNPAD cuma buat jadi perawat, S1 pula? Toh dengan jadi D3 pun bisa menjadi seorang perawat bukan?
Oke, saya akan membahas satu persatu pertanyaan yang banyak orang lontarkan kepada saya termasuk kepada teman-teman yang sekarang sedang menempuh pendidikan keperawatan.

Mengapa Harus Perawat??
Didunia ini tidak ada profesi yang hina kecuali profesi yang melanggar norma dan syariat agama. Dan di dunia ini tidak ada profesi yang terbaik ataupun yang Maha Baik, karena sebuah profesi tidak akan menjadi baik ketika penganut profesi tersebut tidak amanah dengan tugasnya. Misal pejabat yang tidak jujur dalam memimpin rakyatnya. 

Tugas perawat apa? Ya merawat..pake nanya lagi.. -_-
Apakah merawat seorang manusia adalah hal yang hina?? Tuhan saja meminta manusia menjadi khalifah di bumi adalah untuk menjaga ciptaan-Nya dalam artian merawatnya, jelas merawat bukanlah suatu pekerjaan yang hina.

Salah satu motivasi saya untuk menjadi seorang perawat adalah karena saya tidak mau jatuh sakit. Masih ingat bukan dengan ungkapan “Lebih baik mencegah daripada mengobati” ? Dulu ketika saya masih sekolah SD saya dikenal oleh guru dan teman-teman sebagai anak yang gampang sakit, capek sedikit langsung sakit, olahraga sehari sakitnya sampai 7 hari. Sampai akhirnya saya harus selalu absen dalam pelajaran olahraga tiap minggunya dan saya harus puas tiap semesternya hanya mendapat nilai 6,00 dalam pelajaran penjaskes.

Itulah mengapa saya harus menjadi seorang perawat, saya ingin merawat diri sendiri terlebih dahulu dan akhirnya merawat dalam cakupan yang lebih luas. Karena bagi saya Mencegah lebih baik daripada mengobati.

Ingat yaa yang namanya merawat itu tidak hanya berfokus pada orang yang sakit, tetapi orang yang sehat pun perlu dirawat. Masih mau menganggap profesi keperawatan itu gak penting?? Kalo kata iklan sih “Think Again :D”

Mengapa Tidak Menjadi Dokter Sekalian??
Ilmu keperawatan adalah ilmu terapan dari ilmu kedokteran, sedangkan ilmu kebidanan adalah ilmu terapan dari ilmu keperawatan. Lantas apakah karena keperawatan menjadi ilmu terapan dari ilmu kedokteran harus ‘sekalian’ menjadi seorang dokter pula? Bahkan apakah kebidanan pun harus menjadi seorang perawat bahkan ‘sekalian’ menjadi seorang dokter?

Hey Bung anda fikir profesi kesehatan itu seperti jenjang pendidikan? Ada tingkatannya?
Jalan hidup manusia sudah Tuhan takdirkan dengan sebaik-baiknya walaupun terkadang kita masih bisa merubah takdir-Nya. Bagi saya keperawatan adalah takdir saya dan logika serta hati saya mengikuti takdir Tuhan ini.

Orang beranggapan dokter adalah master dari segala profesi kesehatan, dan rata-rata orang yang bertanya kepada saya ‘mengapa tidak menjadi dokter sekalian’ masih meng-orientasikan sebuah profesi untuk mendapatkan uang. Memang, gaji dokter lebih besar dibanding dengan banyaknya keringat perawat yang dikeluarkan untuk mengurus pasiennya. 

Kalo memang tujuan seseorang menjalani suatu profesi hanya untuk mendapatkan uang banyak, saya rasa tidak harus menjadi seorang dokter. Jadi pebisnis saja kalo begitu! Lagipula apakah pantas seseorang yang sedang sakit parah kita jadikan objek untuk mendapatkan uang? Mending kalo pasien orang berada, jika dia orang tak mampu bagaimana?

Ini hanya anggapan orang-orang sekitar saya saja yang meng-orientasikan suatu profesi untuk mendapatkan uang, bukan memojokkan suatu profesi tertentu dalam mendapatkan uang.

Mengapa Tidak Menjadi Bidan Saja?
Sudah saya jelaskan sebelumnya, saya ingin menjadi seorang perawat karena mempunyai motivasi ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’. Walaupun apabila saya menjadi seorang bidan saya pun masih bisa merawat diri saya sendiri. Karena setiap manusia mempunyai naluri untuk merawat dirinya sendiri.

Apakah profesi perawat sama dengan bidan? Ketika itu saya ditanya oleh kakak kelas ketika SMA.
“De, kuliah dimana?”
“UNPAD kang J
“Jurusan apa?”
“Keperawatan kang J
“ooh nanti jadi bidan yaa :D”

Gubraakk....aduh kang yang namanya sekolah di keperawatan yaa jadi perawat, sekolah di kedokteran yaa jadi dokter, sekolah di farmasi yaa jadi ahli farmasi/apoteker, begitupun dengan kuliah di kebidanan yaa jadi bidan. Bagaimana ceritanya sekolah di keperawatan tapi gelarnya menjadi bidan? Walaupun iya, menjadi seorang perawat masih bisa membantu proses persalinan. 

Apakah karena image antara perawat dan bidan itu Perempuan? Apakah perawat tidak begitu terkenal dibanding Bidan?? Atau apakah masyarakat yang kurang update dengan profesi keperawatan? Justru apakah perawatnya sendiri yang tidak menunjukan identitasnya sebagai perawat?

Kenapa jadi perawat? Jadi bidan aja kan bisa buka praktik?
Oke.pertanyaan yang bagus.

Memang dibanding Dokter dan Bidan, perawat masih tabu untuk membuka suatu praktik keperawatan terlebih dengan RUU Keperawatan yang tak kunjung disahkan. Namun bukan berarti seorang perawat tidak mampu membantu masyarakat disekitarnya. Perawat masih bisa membuka praktik keperawatan kok dengan bidang garapan seperti merawat luka, mengganti balutan/perban, merawat luka dekubitus (luka disekitar bokong karena pasien mengalami imobilisasi/tidak dapat bergerak), pemeriksaan fisik Head to Toe, dan menjadi perawat pribadi.

Perlu diingat yaa, yang namanya menjadi perawat pribadi bukan berarti segala sesuatunya menjadi tanggungan perawat. Perawat hanya mengarahkan keluarga pasien bagaimana merawat keluarganya seperti harus memperhatikan asupan nutrisi, keteraturan waktu untuk meminum obat dsb, tetapi untuk tindakan medis seperti memasang infus dan oksigen dilakukan oleh perawat.

Perawat kerjanya hanya dirumah sakit dan menjadi dilema ketika mempunyai anak, kalo jadi bidan kan enak kerjanya dirumah dan bisa ngurus anak?
Lagi-lagi pertanyaan yang bagus. 

Segala sesuatu mempunyai pilihan, dan untuk memilih salah satu dari pilihan haruslah ada sesuatu pula yang dikorbankan. Dalam hal ini untuk menjadi wanita karier jelas masalah yang muncul dibenak adalah masalah keluarga terutama anak, menjadi seorang perawat tidak menghalangi seorang ibu untuk mendidik dan merawat anaknya kok. Kerja perawat maksimal 8 jam dalam sehari, jadi masih tersedia waktu 16 jam lagi untuk meluangkan waktu bersama keluarga terutama anak. 

Kalau untuk masalah ini, biasanya diserahkan kembali dengan time management dari masing-masing individu. Tergantung bagaimana mengatur waktu yang tersedia dan memprioritaskan tugas yang urgent atau tidak.
Lagipula perawat tidak hanya bekerja di rumah sakit kok, bisa di klinik, puskesmas, perusahaan-perusahaan bahkan menjadi perawat pramugari alias bekerja menjadi perawat didalam maskapai penerbangan. Keren kan??

Mengapa Harus Kuliah ke Universitas (UNPAD) toh Ke Stikes/Akper Juga Bisa Jadi Perawat?

Apa karena masuk kedalam pendidikan keperawatan itu sangat mudah sehingga muncul pertanyaan seperti ini? Memangnya salah apabila saya menginginkan melanjutkan pendidikan di UNPAD? Pada dasarnya untuk menjadi seorang perawat mau dari lulusan manapun asalkan pendidikannya keperawatan, semua bisa menjadi perawat. Toh yang dipelajari sama saja tentang ilmu keperawatan. Hanya saja memang saya menginginkan menuntut ilmu keperawatan di Universitas, bukan di stikes ataupun akper dan ini adalah hak saya untuk memilih institusi pendidikan keperawatan yang saya mau.

Mengapa Harus S1 Toh dengan D3 Pun Bisa Menjadi Perawat?

Melihat kembali realita di masyarakat, mengapa harus lama-lama kuliah kalau akhirnya tetap saja ijazah digunakan untuk bekerja bukan? Masih berorientasi masalah pekerjaan dan mencari uang, untuk menjadi seorang Ners membutuhkan waktu 5 tahun dan untuk menjadi Amd Keperawatan cukup kuliah dengan waktu 3 tahun. 

Selisih 2 tahun untuk menyelesaikan jenjang pendidikan antara S1 dan D3 Keperawatan menjadi tolak ukur dikalangan masyarakat, bayangkan sudah berapa uang yang dihasilkan oleh seorang Amd keperawatan dibanding dengan sarjana keperawatan dalam selisih waktu 2 tahun itu?

Jelas, D3 sudah produktif menghasilkan uang sementara yang menempuh pendidikan sarjana masih berjuang lulus dengan skripsinya dan program profesi Ners-nya. Mendapatkan suatu gelar berarti mendapatkan suatu ilmu yang diakui oleh suatu institusi pendidikan, belajar di sarjana keperawatan berarti memepelajari ilmu keperawatan yang lebih lengkap dibanding D3. Belajar di pascasarjana keperawatan berarti mempelajari ilmu keperawatan yang lebih lengkap lagi dari sarjana, dst.

Ilmu itu harus di update bukan? Tidak mungkin dunia dengan masalah yang semakin kompleks harus diselesaikan dengan ilmu yang belum di update alias jadul bukan? Naah begitu juga dengan keperawatan, keperawatan tidak berhenti sampai di D3. Masih banyak hal-hal yang masih harus dipelajari, hal-hal yang harus dipelajari itu berada di jenjang pendidikan selanjutnya.

Teruslah dalami ilmu keperawatan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi apalagi jika sampai menjadi seorang master, spesialis, doktor bahkan menjadi seorang professor keperawatan akan mengubah pandangan masyarakat mengenai dunia keperawatan. Bahwa dunia keperawatan adalah suatu profesi yang bekerja berlandaskan ilmu, bukan dari vokasional/pelatihan :)

Rabu, 26 Maret 2014

Fungsi Zat Gizi Makro dan Mikro




     
Berdasarkan jumlah zat yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi dibagi menjadi 2  kelompok yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.

1.     Zat Gizi Makro
Merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang  banyak. Zat ini digunakan untuk membentuk dan memelihara jaringan sel-sel tubuh, sebagai sumber tenaga agar bisa beraktivitas dan sebagai zat pengatur sistem didalam tubuh.

Zat Gizi Makro
Manfaat
Sumber
Karbohidrat
Menghasilkan energi bagi tubuh (50-70 % dari total energi yang dihasilkan ).
Terdapat pada makanan pokok seperti beras, kenntang, jagung, sagu, singkong dan gula.
Protein
Membangun dan memelihara jaringan tubuh, pembentuk antibodi, zat kekebalan tubuh, dan membantu keseimbangan kadar air dalam darah.
Protein hewani bisa didapatkan dari ikan segar, telur, daging ayam, daging sapi, susu sapi, keju.
Protein nabati banyak terdapat pada kacang-kacangan.
Lemak
Penghasil energi tubuh, melindungi organ penting (Jantung dan Ginjal) juga janin. Lemak juga memelihara suhu tubuh dan sumber asam lemak penting (Omega 3, Omega 6, DHA) yang membantu proses pembentukan sel saraf  balita ataupun janin dimasa kehamilan.
Terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan (Minyak kelapa, minyak sawit, kacang tanah,  kacang kedelai, jagung), mentega, margarin, daging ayam dan  daging sapi.


Apa yang Terjadi Jika Kekurangan Zat Gizi Makro ?
Kekurangan zat gizi makro dapat menimbulkan penyakit seperti :
a.      Marasmus
Keadaan energi yang parah, umumnya terjadi pada bayi (dibawah 12 bulan) karena terlambat diberikan makanan tambahan.
Gejala : Pertumbuhan terhambat, lemak bawah tubuh berkurang, anak terlihat lebih tua, anak terlihat waspada dan lapar.

b.     Kwashiorkor  (Busung Lapar)
Disebabkan oleh kurang protein dan mikronutrien, banyak terdapat pada usia 2-3 tahun.

c.      Bayi Lahir dengan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
Apabila terjadi pada balita dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dimasa depan, karena berpengaruh terhadap kecerdasan dan tentu saja penurunan daya tahan tubuh, sehingga anak mudah sakit.



2.     Zat Gizi Mikro
Merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, tubuh kita dapat memproduksi sendiri zat gizi ini sehingga harus diperoleh melalui makanan.
Zat gizi mikro terbagi menjadi 2 yaitu Vitamin dan Mineral.

Vitamin
     Vitamin adalah kelompok nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi bbiokimia dan umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin terbagi menjadi 2 yaitu Vitamin larut air (terdiri dari vitamin B dan C, keduanya berfungsi sebagai kofaktor enzim) dan Vitamin larut lemak (senyawa hidrofobik yang dapat diserap secara efisien jika penyerapan lemak berlangsung normal. Terdiri darri vittamin A, D, E K).

Tabel Vitamin, Manfaat Serta sumber.
Vitamin
Manfaat
Sumber
A
Penting untuk pertumbuhan, terutama kesehatan kulit, mata serta menjaga daya tahan tubuh.
1 sdm (15 gr) hati matang.
1 kuning telur sedang (50 gr) matang.
100 gr bayam matang.
100 gr wortel matang.
B :
B1, B6, B12, B kompleks
Viitamin B kompleks penting untuk mencegah penyakit beri-beri,  memproduksi dan memperbaiki sel-sel darah merah, serta mengubah karbohidrat, protein ddan lemak menjadi energi.
200 ml susu sapi segar.
75 gr pisang ammbon.
50 gr daging sapi.
10 gr kacang hijau.
600 gr telur ayam.
C
Berperan dalam penyerapan kalsium, mmencegah infeksi, membantu penyembuhan penyakit, meningkatkkan daya tahan tubuh serta mencegah kanker dan penyakit jantung.
50 gr jeruk manis.
30 gr nanas.
26 gr rambutan.
200 ml sari jeruk manis.
D
Berperan dalam penyerapan kalsium, pembenttukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C.
200 ml susu sapi segar.
60 gr telur ayam.
5 gr mentega.
5 gr  margarin.
5 gr minyak hati ikan.
E
Sebagai antioksidan, serta baik untuk menjaga kesehatan kulit.
10 ml minyak kelapa sawit.
K
Berperan dalam pembekuan darah, pembentukan protombin dalam hhati.
50 gr brokoli mentah.
50 gr kol mentah.
50 gr hati ayyam.
75 gr buah pisang.


Mineral
Elemen mineral anorganik yang memiliki fungsi didalam tubuh harus tersedia dalam makanan. Jika asupan kurang memadai, dapat muncul tanda-tanda defisiensi.

Tabel Mineral, Manfaat serta Sumber.
Mineral
Manfaat
Sumber
Natrium
Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
5 gr margarin.
50 gr daging sapi.
60 gr telur  ayam.
Kalsium
Berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses pembekuan darah.
15 gr teri goreng.
38 gr sarden bertulang kalengan.
250 susu sapi.
30 gr keju
Kalium
Berperan dalam pertumbuhan sel erta memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
10 gr kacang merah.
75 gr pisang.
½ cangkir bayam mentah.
10 gr kacang kedelai.
Zat Besi
Menyalurkan oksiggen keseluruh bagian tubuh, membentuk sel darah merah, meningkatkan kemampuan belajar serta berperan dalam siistem kekebalan tubuh.
90 gr daging sapi matang.
250 susu sapi.
20 gr bayam matang.
20 gr hati ayam.
90 gr ayam matang.
Iodium/ Yodium
Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta perkembangan otak.
¼ sdt garam beriodium.
3 ons udang.
60 gr telur utuh.
Asam Folat
Penting untuk pertumbuhan, terutama kesehatan kulit, mata dan menjaga daya tahan tubuh.
250 ml susu sapi.
90 gr kacang merah rebus



Apa yang Terjadi Jika Kekurangan Zat Gizi Mikro?


Kekurangan zat gizi mikro dapat menyebabkann gangguan pertumbuhan, gangguan penglihatan, luka sulit sembuh, dan menurunnya kekebalan tubuh seperti :
a.      Anemia
Kekurangan darah akibat kekurangan zat besi.
b.     Rabun Senja
Akibat kekurangan vitamin A.
c.      Gondok
Akibat kekurangan iodium.
d.     Kerapuhan Tulang
Akibat kekurangan vitamin D dan kalsium.


Sumber :
Almatsier. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta.
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper. EGC. Jakarta.